Sabtu, 26 Oktober 2013

Menjaga Lingkungan

Berawal dari lingkungan disekitar tempat tinggal yang penuh dengan sampah dan menimbulkan bau yang tidak sedap jika sampai kehidung. Disanalah muncul ide seorang anak yang bernama Gusti. Gusti tinggal dilingkungan yang semua orang disana memiliki rumah yang mewah, besar dan tidak ada yang tidak bertingkat. Namun seluruh sampah berserakan dan tidak ada yang mengurus. Semua orang yang tinggal dilingkungan itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Pernah dahulu RT setempat mengeluarkan peraturan bahwa setiap minggu seluruh warga diwajibkan mengikuti gotong- royong guna menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Sayangnya hanya minggu pertama saja para peserta gotong royong yang rami mengikuti, sedangkan minggu berikutnya hilang satu persatu sampai akhirnya peraturan itu hilang begitu saja. “Disini semua orang yang penuh dengan orang hebat tidak ada yang menghiraukan keadaan lingkungan, bagaimana dengan lingkungan yang ditempati oleh orang-orang yang tidak hebat pasti lebih parah lagi dari ini” kata Gusti dalam hatinya. Sudah lama ide ini muncul dibenaknya Gusti, namun kalau dia sendiri yang mengerjakan tidaklah mungkin, sedangkan ia hanyalah seorang anak kecil yang baru duduk dibangku SMP. Walaupun kecil Gusti terus bertekat supaya idenya ini dapat disalurkan supaya lingkungan tempat tinggalnya bersih dan bebas dari sampah yang berserakan. Ide sudah dapat, sekarang tinggal lagi bagaimana cara menarik perhatian orang-orang untuk peduli dengan lingkungan. Gusti memutar otak bagaimana caranya mengajak seluruh orang untuk melakukan kebaikan terhadap lingkungan. sekarang Gusti memulai dari dirinya sendiri ia memungut seluruh sampah yang ada disekitar perkarangan rumahnya, itupun ia lakukan seorang diri. Sekarang rumah gusti sudah bersih tak ada lagi sampah yang berserakan. Orang tua nya heran kenapa perkarangan rumahnya ini bersih, padahal yang tinggal dirumah hanyalah Gusti sendiri sedangkan yang lain semuanya sibuk bekerja. Orang tuanya Gusti heran bercampur senang ketika melihat pemandangan yang menyenangkan. Gusti yang tadi sudah membersihkan pekarangan sekarang sudah bersih dan wangi, karna ia baru saja selesai mandi. Tak lama kemudian datanglah orang tuanya dan menanyakan kepada Gusti siapa yang membersihkan perkarangan. Gusti menjawab dengan bangga bahwa ialah yang membersihkannya. Orang tuanya senang sekali. Gusti pun menceritakan keadaan lingkungan dan idenya itu kepada orangtuanya. Setelah Gusti menceritakan hal tersebut orang tuanya menanggap positif tentang ide anaknya itu. “besok kita pergi menghubungi pak RT, Ayah akan ceritakan kepadanya tentang ide kamu ini” kata Ayahnya sambil mengelus-elus kepala anaknya itu. Setelah bertemu dengan pak RT, Ayah Gusti menceritakan semuanya yang telah dijelaskan Gusti kemaren, pak RT sangat senang ternyata masih ada diantar warganya yang peduli terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. “Besok akan kita laksanakan ide bagus ini” kata pak RT dengan semangat. Keesokan harinya Gusti, Pak RT dan ayahnya memulai ide yang diberikan Gusti. Mereka mulai membersihkan seluruh Bandar-bandar yang ada di perkarang tempat tinggalnya. Melihat ketiga orang itu bekerja satu persatu warga datang untuk menolong, diantara mereka ada yang membawa Cangkul, Parang, Sapu Lidi dan ada juga yang tidak membawa apa-apa hanya sekedar mengandalkan kedua tangan nya saja. Memang pekerjaan hari itu tidak siap, namun atusias warga mulai timbul. Ada diantara warga membisikan kepada Pak Rt. “Bagaimana kalau budaya gotong royong dikampung ini dihidupkan kembali”. Pak RT sangat merespon pendapat warga tersebut. Sekarang lingkungan tempat tinggalnya gusti sudah bersih dan bau tak sedap yang sempat megganggu pernapasan sekarang tidak ada lagi. Melihat lingkungannya bersih, timbul ide dari Pak Rt. Pak Rt melaporkan kepada lurah. Supaya dilikungan tempat tinggal kita ini diadakan sebuah perlombaan antar RT. “Dengan Tema Menjaga Lingkungan” ide Pak Rt ditanggapi positif oleh lurah. Tidak lama kemudian 

sumber : http://tulisannovis.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar