Berawal dari lingkungan disekitar tempat tinggal yang
penuh dengan sampah dan menimbulkan bau yang tidak sedap jika sampai kehidung.
Disanalah muncul ide seorang anak yang bernama Gusti. Gusti tinggal
dilingkungan yang semua orang disana memiliki rumah yang mewah, besar dan tidak
ada yang tidak bertingkat. Namun seluruh sampah berserakan dan tidak ada yang
mengurus. Semua orang yang tinggal dilingkungan itu sibuk dengan pekerjaan
masing-masing. Pernah dahulu RT setempat mengeluarkan peraturan bahwa setiap minggu
seluruh warga diwajibkan mengikuti gotong- royong guna menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal. Sayangnya hanya minggu pertama saja para peserta
gotong royong yang rami mengikuti, sedangkan minggu berikutnya hilang satu
persatu sampai akhirnya peraturan itu hilang begitu saja. “Disini semua orang
yang penuh dengan orang hebat tidak ada yang menghiraukan keadaan lingkungan,
bagaimana dengan lingkungan yang ditempati oleh orang-orang yang tidak hebat
pasti lebih parah lagi dari ini” kata Gusti dalam hatinya. Sudah lama ide ini
muncul dibenaknya Gusti, namun kalau dia sendiri yang mengerjakan tidaklah
mungkin, sedangkan ia hanyalah seorang anak kecil yang baru duduk dibangku SMP.
Walaupun kecil Gusti terus bertekat supaya idenya ini dapat disalurkan supaya
lingkungan tempat tinggalnya bersih dan bebas dari sampah yang berserakan. Ide
sudah dapat, sekarang tinggal lagi bagaimana cara menarik perhatian orang-orang
untuk peduli dengan lingkungan. Gusti memutar otak bagaimana caranya mengajak
seluruh orang untuk melakukan kebaikan terhadap lingkungan. sekarang Gusti
memulai dari dirinya sendiri ia memungut seluruh sampah yang ada disekitar
perkarangan rumahnya, itupun ia lakukan seorang diri. Sekarang rumah gusti
sudah bersih tak ada lagi sampah yang berserakan. Orang tua nya heran kenapa
perkarangan rumahnya ini bersih, padahal yang tinggal dirumah hanyalah Gusti
sendiri sedangkan yang lain semuanya sibuk bekerja. Orang tuanya Gusti heran
bercampur senang ketika melihat pemandangan yang menyenangkan. Gusti yang tadi
sudah membersihkan pekarangan sekarang sudah bersih dan wangi, karna ia baru
saja selesai mandi. Tak lama kemudian datanglah orang tuanya dan menanyakan
kepada Gusti siapa yang membersihkan perkarangan. Gusti menjawab dengan bangga
bahwa ialah yang membersihkannya. Orang tuanya senang sekali. Gusti pun
menceritakan keadaan lingkungan dan idenya itu kepada orangtuanya. Setelah
Gusti menceritakan hal tersebut orang tuanya menanggap positif tentang ide
anaknya itu. “besok kita pergi menghubungi pak RT, Ayah akan ceritakan
kepadanya tentang ide kamu ini” kata Ayahnya sambil mengelus-elus kepala
anaknya itu. Setelah bertemu dengan pak RT, Ayah Gusti menceritakan semuanya
yang telah dijelaskan Gusti kemaren, pak RT sangat senang ternyata masih ada
diantar warganya yang peduli terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. “Besok
akan kita laksanakan ide bagus ini” kata pak RT dengan semangat. Keesokan
harinya Gusti, Pak RT dan ayahnya memulai ide yang diberikan Gusti. Mereka
mulai membersihkan seluruh Bandar-bandar yang ada di perkarang tempat
tinggalnya. Melihat ketiga orang itu bekerja satu persatu warga datang untuk
menolong, diantara mereka ada yang membawa Cangkul, Parang, Sapu Lidi dan ada
juga yang tidak membawa apa-apa hanya sekedar mengandalkan kedua tangan nya
saja. Memang pekerjaan hari itu tidak siap, namun atusias warga mulai timbul.
Ada diantara warga membisikan kepada Pak Rt. “Bagaimana kalau budaya gotong
royong dikampung ini dihidupkan kembali”. Pak RT sangat merespon pendapat warga
tersebut. Sekarang lingkungan tempat tinggalnya gusti sudah bersih dan bau tak
sedap yang sempat megganggu pernapasan sekarang tidak ada lagi. Melihat
lingkungannya bersih, timbul ide dari Pak Rt. Pak Rt melaporkan kepada lurah.
Supaya dilikungan tempat tinggal kita ini diadakan sebuah perlombaan antar RT.
“Dengan Tema Menjaga Lingkungan” ide Pak Rt ditanggapi positif oleh lurah.
Tidak lama kemudian
sumber : http://tulisannovis.blogspot.com/
sumber : http://tulisannovis.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar