Kadangkala kita memang tidak menginginkan musibah secara tiba-tiba datang,
tapi jika Tuhan berkehendak lain pastinya hanya bisa menerima. Banyak hal
musibah itu datang baik dibuat oleh keadaan alam maupun faktor manusia. Saat
ini kita sangat diresahkan oleh bencana alam banjir, terutama terjadi di
beberapa kota besar di Indonesia. Kenapa Indonesia sangat sering mengalami
bencana Banjir? Faktor cuaca merupakan alasan utama hal tersebut terjadi,
Indonesia memiliki dua iklim yaitu kemarau dan hujan.
Potensi hujan di negara kita memang cukup tinggi, selama enam bulan
berturut-turut dapat terjadi curah hujan tinggi tiap harinya. Terkadang
masyarakat sekarang kurang memperhatikan potensi hujan tinggi semacam ini,
hanya memahami tapi tidak menanggulangi secara dini. Keadaan tersebut memicu
banjir jika terjadi curah hujan tinggi, sehingga antisipasi mayoritas
terlambat. Banjir bisa terjadi karena keadaan cuaca tidak mendukung seperti
curah hujan tinggi, air sungai meluap, atau tidak adanya tanah serapan air.
Keberadaan tersebut menjadikan musibah semacam ini sering terjadi, serta selalu
muncul di kota besar karena tiga faktor tersebut memungkinkan terjadi di tempat
itu.
Misalnya saja sering kita mendengar bencana alam banjir terjadi di Jakarta,
hampir tiap musim hujan selalu terjadi banjir. Upaya pemerintah terus melakukan
penanggulangan seperti memberdayakan tanah serapan setiap sudut kota,
membersihkan aliran sungai dari tumpukan sampah, atau membuat kanal banjir
timur serta lainnya. Bukan hal mudah untuk sekejap saja menyulap Jakarta bebas
dari bencana tahunan itu, perlu kesinambungan secara terus-menerus dibantu oleh
partisipasi masyarakat Jakarta peduli dengan lingkungan. Bahkan sejak jaman
Hindu sebelum Jakarta pada abad ke- 5 masa kerajaan Tarumanegara, sang Raja
juga mengalami hal serupa menanggulangi Banjir. Kebijakan Raja menanggulangi
Banjir tertuang dalam prasasti Tugu saat melakukan pembuatan sungai besar mengelilingi
kota menuju laut Jawa.
Kejadian bencana alam banjir tidak sekali atau dua kali terjadi di kota
Jakarta bahkan lebih, sedangkan di tempat lain di beberapa daerah juga
mengalami hal sama, justru kebanyakan diikuti lumpur. Kalau di daerah musibah
tersebut kebanyakan diakibatkan oleh terjadinya penggundulan hutan, atau
penumpukan sampah di sungai. Penggundulan hutan merupakan masalah utama yang
sulit dipecahkan, karena setiap kali melakukan operasi penebangan liar selalu
lolos dari kejaran petugas. Bahkan seperti terjadi di beberapa pegunungan di
Jawa timur sekitar tahun 2000-an terdapat penebangan hutan secara besar-besaran
di lereng gunung Penanggungan, tanpa diketahui apakah itu sah atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar