I.
ANALISIS PORTOFOLIO MANAJEMEN INVESTASI
MANAJEMEN PORTOFOLIO
DAN ANALISIS INVESTASI
Istilah portofolio digunakan untuk menunjukkan
sekumpulan produk ( barang atau jasa yang dapat
diperjualbelikan) proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan
untuk dijual oleh suatu perusahaan.
Portofolio adalah teori yang menunjukkan sekumpulan berbagai surat berharga atau aset yang dimiliki oleh seorang investasor. JIka seorang memiliki 10 jenis surat berharga yang terdiri dari saham dan obligasi dan lainnya “potofolio”
Portofolio adalah teori yang menunjukkan sekumpulan berbagai surat berharga atau aset yang dimiliki oleh seorang investasor. JIka seorang memiliki 10 jenis surat berharga yang terdiri dari saham dan obligasi dan lainnya “potofolio”
Jadi portofolio adalah gabungan beberapa investasi surat
berharga dengan diversifikasi tertentu.
Harga pasar portofolio adalah penaksiran konsessus padar akan nilai portofolio.
Harga pasar portofolio adalah penaksiran konsessus padar akan nilai portofolio.
Investasi
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan agar dapat
memperoleh keuntungan di masa mendatang atau bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan investor (kesejahteraan moneter) (Kasmir, 2001). Sedangkan
menurut Sharpe, Alexander, dan Bailey (1997), investasi dalam arti luas adalah
mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan, dengan dua atribut
berbeda yang melekat yaitu risiko dan waktu.
pengertian investasi
oleh ahmad (2004)
a. Suatu
tindakan membeli barang-barang modal.
b. Pemanfaatan
dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang akan datang.
c. Suatu
tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan lainnya.
Investasi menurut
Halim (2003)
investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Macam-macam
bentuk investasi adalah sebagai berikut :
1. Investasi
langsung (direct investment) adalah investasi pada asset riil (Real
Assets) misalnya : pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan / perkebunan, dan lain-lain.
2. Investasi
tidak langsung (indirect investment) atau investasi portofolio adalah investasi pada asset
finansial (financial assets):
a. Investasi
di pasar uang : deposito, sertifikat BI.
b. Investasi
di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant.
Sumber-sumber
dana untuk investasi ini berasal dari :
1. Asset
yang dimiliki saat ini
2. Pinjaman
dari pihak lain
3. Tabungan.
Menurut Husnan (2003
: 47), salah satu karakteristik investasi pada pasar modal adalah kemudahan
untuk membentuk investasi portofolio. Artinya pemodal dapat dengan mudah
menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan
investasi.
langkah-langkah dalam
melakukan investasi portofolio adalah sebagai berikut (Husnan, 2003 : 454)
1. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap awal pengambilan keputusan, investor
perlu menetapkan tujuannya berinvestasi dan menentukan besarnya investasi yang
akan ditanam. Mengingat adanya korelasi antara risiko dan keuntungan (return)
yang diperoleh, maka investor tidak dapat mengatakan bahwa tujuan investasinya
adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang
harus dihadapinya. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan, baik dalam
keuntungan maupun risiko.
2. Analisis Sekuritas
Pada tahap ini akan diadakan
analisis terhadap individual (sekelompok) sekuritas. Ada dua filosofi
dalam melakukan analisis sekuritas, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapat pertama
menyatakan bahwa sekuritas mispriced (harganya salah, mungkin
terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) Dengan analisis ini akan dapat
dideteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan
analisis ini. Cara tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal
dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga
pada masa yang lalu sebagai upaya memperkirakan harga sekuritas di masa yang
akan datang dengan melihat nilai transaksi yang terjadi. Sedangkan
analisis fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh
emiten maupun oleh administratur bursa efek.
b. Pendapat kedua
menyatakan bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian, peralihan
sekuritas tidak didasarkan atas frekuensi risiko para pemodal (pemodal yang
bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih sekuritas yang berisiko tinggi),
pola kebutuhan kas, dan sebagainya. Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang
diperoleh pemodal sesuai dengan risiko yang ditanggung.
3. Pembentukan Portofolio
Tahap ini menyangkut
identifikasi sekuritas mana saja yang akan dipilih untuk membentuk portofolio
dan berapa proporsi dana yang akan ditanam pada tiap-tiap sekuritas
tersebut. Adanya pemilihan sekuritas ini (dengan kata lain pemodal
melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk meminimalkan risiko yang
ditanggung. Pemilihan sekuritas ini akan dipengaruhi oleh preferensi
risiko, pola kebutuhan kas, dan status pajak.
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengurangan terhadap ketiga tahap
sebelumnya dengan maksud jika diperlukan akan diadakan perubahan terhadap
portofolio yang telah dimiliki. Jika portofolio yang dimiliki sekarang
dirasakan tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan prefensi risiko pemodal,
maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang
membentuk portofolio tersebut.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal mengadakan penilaian terhadap
kinerja portofolionya, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh
maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar bahwa suatu portofolio yang
memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik daripada portofolio
lainnya karena adanya faktor risiko yang perlu dimasukkan juga.
Faktor-faktor
mempengaruhi investasi langsung dan portofolio. Rahardja dan Manurung (2008)
1. Tingkat pengembalian
yang diharapkan (Expected Rate Of Return) Kemampuan perusahaan
menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal dan eksternal perusahaan.
a. Kondisi internal perusahaan
b. Kondisi eksternal perusahaan
2. Ramalan mengenai
keadaan di masa yang akan datang
Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan
menjadi lebih baik lagi pada masa depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga
akan tetap stabil (tingkat inflasi stabil) dan pertumbuhan ekonomi
maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan lebih cepat,
merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi.
3. Tingkat bunga
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan
memberi keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha
hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanamkan modal apabila tingkat
pengembalian modal dari penanaman modalnya itu, yaitu persentase keuntungan
neto (tetapi sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar) modal yang diperoleh,
lebih besar dari tingkat bunga.
4. Biaya investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah
tingkat bunga pinjaman, karena semakin tinggi tingkat bunganya maka biaya
investasi semakin mahal. Akibatnya minat berinvestasi semakin menurun.
Faktor lembaga juga mempengaruhi biaya investasi karena
prosedur izin yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya
ekonomi dengan memperhitungkan nilai waktu uang dari investasi semakin mahal.
Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat
kepastian hukum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan.
5. Tingkat pendapatan nasional dan
perubahan-perubahannya
Hubungan antara pendapatan nasional dan investasi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat di antara tingkat investasi
dan tingkat pendapatan nasional. Investasi akan meningkat apabila pendapatan
nasional semakin meningkat dan begitu juga sebaliknya.
Sukirno (2005 : 381),
Penanaman modal portofolio merupakan penanaman modal dalam bentuk pemilikan
surat-surat pinjaman jangka panjang dan saham-saham dari perusahaan-perusahaan
yang terdapat di negara-negara berkembang, jadi hanyalah berupa penyertaan
dalam pemilikan perusahaan dan bukan penguasaan kegiatan perusahaan
sehari-hari. Dengan kata lain investasi portofolio (Portofolio
Investment ) merupakan pembelian saham dan obligasi yang semata-mata
tujuannya untuk mendapatkan hasil dari dana yang diinvestasikan oleh para
investor melalui pasar modal.
Sukirno (2006 : 231),
investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk membeli harta keuangan
seperti bond, saham perusahaan dan obligasi pemerintah. Adapun didalam neraca
pembayaran investasi portofolio meliputi investasi asing dalam harta keuangan.
Analisis Kinerja
Portofolio Saham dengan Metode Sharpe
Dari hasil perhitungan deviasi standar (dapat dilihat dalam
lampiran) periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 menunjukkan kisaran
0,000104601 sampai 0,000026663, hal tersebut mengandung arti bahwa fluktuasi
harga pada ke-12 saham tersebut cenderung smooth menjadikan return yang didapat
relatif stabil dan memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang
cukup baik. Untuk menganalisis kinerja menggunakan metode Sharpe dibutuhkan
data seperti avarage return portofolio,deviasi standar, dan risk free rate
Analisis Kinerja
Portofolio Saham dengan Metode Treynor
Dalam mengevaluasi kinerja portofolio saham dengan metode
Treynor atau sering disebut sebagai Reward to Valatility Ratio (RVOR),
menggunakan return rata-rata masa lalu sebagai expected return dan juga beta
sebagai tolak ukur resiko. Beta dari hasil perhitungan antara periode tahun
2003 sampai dengan tahun 2007 (dapat dilihat dalam lampiran) menunjukkan
kisaran angka antara -0,139 sampai dengan 0,175. Suatu sekuritas yang mempunyai
beta < 1 dikatakan beresiko lebih kecil dari resiko portofolio pasar. Sebaliknya
suatu sekuritas yang mempunyai nilai beta > 1 dikatakan mempunyai resiko
sistematik yang lebih besar dari resiko pasar.
Analisis Kinerja
Portofolio Saham dengan Metode Jensen
Metode Jensen hanya menerima investasi yang return melebihi
expected return atau minimum rate of return. Return yang dimaksud adalah return
rata-rata masa lalu, sedangkan minimum rate of return adalah expected return
yang dihitung dengan Capital Aset Pricing Model (CAPM). Selisih antara avarage
return dengan minimum rate of
return disebut sebagai alpha. Jesen ALPHA merupakan sebuah
ukuran absolut yang mengestimasikan tingkat pengembalian konstan selama periode
investasi dimana memperoleh tingkat Jesen ALPHA pengembalian diatas (dibawah)
dari buy-hold strategy
dengan risiko sistematik yang sama. Untuk menganalisis
metode Jensen membutuhkan data seperti avarage return, beta saham, minimum
rate, dan risk free rate
II. KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA
Kondisi Perekonomian Indonesia Dilihat dari PDB
• Pendapat
Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini menempati urutan ke-18 dari 20 negara
yang mempunyai PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 negara Asia yang masuk ke
dalam daftar yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Kelima negara Asia tersebut
adalah Jepang (urutan ke-2), Cina (urutan ke-3), India (urutan ke-11), Korea
Selatan (urutan ke-15).
• Indonesia
yang kini mempunyai PDB US$700 miliar, boleh saja bangga. Apalagi, dengan
pendapatan perkapita yang mencapai US$3000 per tahun menempatkan Indonesia di
urutan ke-15 negara-negara dengan pendapatan perkapita yang besar.
Pihak Swasta
Adanya lembaga – lembaga swadaya masyarakat, seperti Dompet
Dhu’afa, bekerja sama dengan Institut Kemandirian yang berusaha mencetak kaum
muda berpotensi meenjadi hebat sebagai pejuang ekonomi adalah cara salah satu
membuat pemerataan pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semakin banyak
rakyat Indonesia.
Pihak Pemerintah
Sinergi antar kementrian harus dibuat semakin solid
dan saling mendukung sehingga tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat
bagi masyarakat. Kampanye pembentuka jiwa kewirausahaan , seperti seminar
bertaraf internasional\, adalah salah satu jalan membangkitkan potensi jiwa –
jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan penuh kreativitas tinggi.
Dampak Globalisasi ekonomi positif dan dampak globalisasi
negatif menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia usaha.
III. METODE PORTOFOLIO MANAJEMEN INVESTASI
Metode investasi
dalam bentuk saham
Investasi Dalam Bentuk Saham investasi dapat diartikan
sebagai kegiatan mananamkan modal baik langsung maupun tidak langsung, dengan
harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari
hasil penanaman modal tersebut (Mudasetia, 1995). Investasi dalam arti luas
terdiri dari dua bagian utama yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil (real
assets) dan investasi dalam bentuk surat berharga (marketable securities atau
financial assets). Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak,
intan, barang-barang seni dan real assets. Sedangkan aktiva finansial berupa
surat-surat berharga yang merupakan ”claim” atas aktiva riil. Salah satu
alternatif investasi di pasar modal adalah saham
Return, Risiko dan
Portofolio
Sharpe (1995) menyatakan bahwa risiko dan return merupakan
dua ciri khas dari
Return merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama,
yaitu yield dan capital gain.
Risiko merupakan
kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang
diharapakn. Risiko dari suatu portofolio saham bergantung kepada proporsi dari saham-saham
individu, varians, dan covarians dari saham-saham tersebut. Perubahan yang
terjadi pada variabel-variabel tersebut akan merubah risiko dari portofolio.
Masih berkaitan dengan hal itu, sudah merupakan kebenaran umum bahwa bila
saham-saham yang dipilih secara acak dan digabungkan ke dalam suatu portofolio,
maka risiko portofolio akan menurun sesuai dengan banyaknya saham yang berbeda
Pengukuran Kinerja
Portofolio
Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio terjadi
pada akhir tahun 60 an yang dipelopori oleh Wiliam Sharpe, Trenor, dan Michael
Jensen. Konsep ini berdasarkan teori Capital Market. Ketiga ukuran ini dikenal
dengan istilah composite (risk-adjusted) measure of portofolio performance
karena mengkombinasikan antara return dan risk dalam suatu perhitungan
(Jogiyanto, 2003)
Ukuran Kinerja Sharpe
Salah satu metode yang digunakan untuk membandingkan kinerja
portofolio
dengan menggunakan konsep dari Garis Pasar Modal/ Capital
Market Line (CML) atau
lebih dikenal dengan istilah Reward to Variability Rasio
(RVAR)
Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut (Manurung,
2000):
Sp = Rp-Rf
σp
Keterangan:
- Sp = indeks kinerja Sharpe.
- Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar.
- Rf = return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko.
- σp =
total risiko yaitu hasil jumlah dari risiko sistematik dan risiko unsistematik.
Jika portofolio sangat diversifikasi maka total risiko
hampir sama dengan risiko
sistematik dikarenakan risiko unsistematik mendekati nol.
Ukuran Kinerja
Treynor
Indeks kinerja Treynor dihitung dengan formula berikut
(Manurung,
2000):
Tp=Rp-Rf
βp
Keterangan:
- Tp = indeks kinerja Treynor.
- Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar.
- Rf = return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko.
- βp =
risiko pasar dari portofolio atau risiko sistematik portofolio.
Dalam menghitung indeks Treynor ini maka asumsi yang harus
diperhatikan
bahwa hasilnya memberikan evaluasi pada satu periode, karena
tingkat pengembalian
portofolio dan risiko membutuhkan periode yang panjang.
Ukuran Kinerja Jensen
Adapun formula Jensen ALPHA sebagai berikut
(Manurung, 2000):
ap= Rp-[Rf+bp(Rm-Rf)]
Semakin tinggi ap yang positif maka kinerja portofolionya
semakin baik.
Jensen ALPHA dapat
dihitung dengan cara lain yaitu dengan menyederhanakan
persamaan diatas menjadi persamaan dibawah ini:
Rp-Rf= ap + bp (Rm-Rf)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar